Alhamdulillah, masih hidup lagi aku pada hari ini. Allah masih berikan nyawa untuk kita melimpah nikmat untuk semua makhluknya. Sudah lama aku nanti up-date dari ain-umaira [klik sini], gembira hati untuk membaca artikelnya bertajuk ‘sabar jak la’, tapi kelihatan saudari sedang dirundung masalah, ujian dan cobaan! Apapun, 'sabar jak la'!
Membaca artikel yang tersebut mengingatkan aku tentang satu hadis qudsi yang bermaksud :
“Rasulullah Sallallahu’alaihi Wassalam bersabda : “Allah Subhana Wa Ta’ala berfirman : `Aku sesuai dengan sangkaan hamba-Ku kepada-Ku, aku bersamanya ketika ia berzikir kepada-Ku, jika ia mengingatiKu dalam dirinya, maka Aku mengingatinya dalam diri-Ku. Jika ia mengingatiKu dalam satu kelompok, maka Aku mengingatinya dalam kelompok yang lebih baik darinya.” (HR Muslim).”
Jika diamati makna hadis ini, ia sebenarnya bermaksud kebersamaan kita dengan Allah Subhana Wa Ta’ala. Dan ianya bergantung kepada kita, iaitu jika kita bersama Allah nescaya Allah akan bersama kita, jika sebaliknya maka sebaliknya jugalah sikap Allah kepada kita. Ditekankan di sini maksud ‘Aku sesuai dengan sangkaan hamba-Ku kepada-Ku’ bukanlah zat Allah, tapi balasan Allah terhadap hamba-Nya. Nabi Sallallahu’alaihi Wassalam pernah berpesan agar jangan memikirkan zat Allah, tetapi fikirkanlah tentang makhluk-Nya.
Selain itu ada juga sepotong hadis qudsi yang hampir sama :
“Aku adalah sepertimana sangkaan hambaKu, dan Aku bersama dengannya ketika ia mengingati Aku.Jika ia ingat kepadaKu di dalam hatinya, Aku ingat kepadanya di dalam hatiKu. Dan jika ia ingat kepadaKu di khalayak ramai, nescaya Aku pun ingat kepadanya dalam khalayak ramai lebih baik. Dan jika ia mendekati kepadaKu sejengkal,Aku pun mendekatinya sehasta. Dan jika ia mendekatiKu sehasta, nescaya Aku mendekatinya sedepa. Dan jika ia datang kepadaKu berjalan, maka Aku datang kepadanya sambil belari.” ( Hadis Qudsi riwayat Syaikhan dan Tarmizi dan Abu Hurairah ra )
Hal ini dibuktikan di dalam kitabullah yang bermaksud :
“Kerana itu ingatlah kamu kepadaKu, nescaya Aku akan ingat (pula) kepadamu.” (QS Al-Baqarah : 152).
Maka, apapun yang terjadi dalam kehidupan ini sebenarnya adalah bermula daripada sikap hamba kepada Tuhan nya, apakah kita akan memalingkan diri daripada Allah sekiranya kita ditimpahkan dengan ujian dalam bentuk kesusahan mahupun kesenangan? Ataupun terus bersama-Nya? Jika kita tempuh dengan kebaikan, nescaya Allah akan berikan lebih kebaikan. Jika sebaliknya, nantilah balasan Allah. Seperti dalam situasi sekarang, apakah Allah akan menghadiahkan syurga kepada kita sekiranya kita ingkar akan perintahnya?
Tidak dinafikan ujian yang dimaksudkan Allah Subhana Wa Ta'ala dalam ayat yang berikut ialah tentang ‘kebersamaan’ kita dengan Allah apabila diuji dalam bentuk kesenangan dan susah.
“Apakah manusia itu mengira bahawa mereka akan dibiarkan saja mengatakan; “kami telah beriman” sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami(Allah) telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang berdusta.”( surah Al-Ankabut : Ayat 2 -3 )
Kesimpulannya merasakan ‘kebersamaan’ dengan Allah merupakan sesuatu perkara yang amat manis dan dituntut, namun merasakan ‘kebersamaan’ Allah di dalam kemaksiatan itu cumalah tipu daya sang iblis! Oleh itu sama-samalah renung-renung dan fikir-fikirkan. Mari kita didik hati kita agar sentiasa bersangka baiklah kepada Allah Subhana Wa Ta’ala.
Wallahu’alam…
0 ulasan:
Post a Comment